Perkenankanku Mencintai-Mu

Ya Allah, ya Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu. Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari, untai demi untai kata para ustadz kuresapi. Tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang muhabbah orang shalih, tentang kerinduan para syuhada. Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam, kutumbuhkan dalam mimpi idealisme yang mengawang di awan.


Ya Allah, ya Rabbil izzati,
Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu, tapi aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu, aku makin merasakan gelisahku memadai dalam cita yang mengawang, sedang kakiku mengambang. Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Ya allah, Ya Rahmaan,

Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku. Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar as Shidiq r.a yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarganya. Atau layaknya Umar bin Khotob r.a yang menyerahkan separuh hartanya demi jihad fisabilillah. Atau Ustman bin affan r.a yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu. Ijinkan aku mencintai-Mu, melalui 1000 ruipah yang terulur pada tangan - tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan, pada kotak tromol disudut mesjid, dan pada makanan-makanan yang terkirim ke handai taulan.

Ya allah, ya Rahiim,

Aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat nabiMu, hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya, karena itu perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Ya allah, ya maliki yaumiddiin,

Aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih atau bagai para al hafidz dan hafidzah yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui satu - dua rakaat sholat lailku, atau sekedar sunnah nafilahku, selembar dua lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Ya allah, Ya Aziz,

Aku tak sanggup mencintaiMu semisal para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihad bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu, dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Ya allah, Ya Kariim,

Aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, ijinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, membawa mereka pada nikmatnya hidayah dalam naungan Islam, manisnya iman dan ketabahan. Dengan mencintai sahabat-sahabatku, mengajak mereka untuk lebih mengenalMu, dengan mencintai manusia dan alam semesta.

Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku.
Agar cinta ini mengalun dalam jiwa.
Agar cinta ini mengalir di sepanjang denyut nadiku.