Hakikat Rizki

Rizki atau rejeki bukanlah kata yang asing yang terasa janggal di telinga kita. Kata ini sering disebut-sebut dalam sebuah perbincangan atau saat orang bicara tentang kebutuhan hidup. Rizki bukan hanya berarti bagi kelangsungan hidup umat manusia, tapi juga sangat penting bagi kelangsungan makhluk hidup lainnya. Itulah sebabnya mengapa kata ini disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 112 kali dalam 41 surat. Dan inilah simbol kepedulian Allah SWT tentang pentingnya rizki.

Wujud kepedulian itu tidak hanya sebatas menyinggung, bahkan secara gamblang dalam Al-Qur'an Allah SWT menyerukan manusia untuk bekerja dan berusaha : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S Al-Jumu’ah : 10)

Dapat disimpulkan bahwa ada satu pesan mendasar yang terkandung dalam konsep rizki, yakni syariat untuk bekerja. Rizki tidak mungkin didapat tanpa sebuah usaha atau kerja. Itulah sebabnya mengapa Allah menyediakan bumi ini sebagai ladang kerja untuk menghasilkan rizki.

Sayangnya, oleh sebagian orang, syariat ini telah diselewengkan. Usaha atau kerja tidak lagi ditafsirkan sebagai semata-mata usaha yang hasil akhirnya diserahkan kepada Allah. Tapi usaha dan kerja telah diartikan sebagai sesuatu yang harus menghasilkan. Buntutnya, ketika usaha dan kerja tidak menghasilkan rizki, perasaan galau, kecewa dan frustasi menjadi bagian yang tak terhindarkan.

Mencari yang haram aja susah-apalagi yang halal” sebagian orang mengatakan demikian. Kadang mereka katakan sebagai dalih mereka untuk melegalkan usaha mereka dari sumber penghasilan yang haram atau subhat.

Bahkan, ada kalanya manusia nekad melakukan tindakan bunuh diri hanya karena tidak bisa mengantisipasi perasaan kecewa atau jenuh menjalani hidup, tanpa usaha atau pekerjaan yang jelas. Untuk itu, dalam konteks mendapatkan rizki, kerja harus dipahami sebagai sebuah wasilah atau media. Usaha itulah yang akan membawa manusia kepada rizki yang telah digariskan Tuhan untuknya. Namun, usaha dan kerja sama sekali bukanlah suatu jaminan bahwa rizki yang telah ditetapkan Allah akan diperoleh.

Yang lebih mendasar lagi, sudah sepatutnya manusia berpikir tentang asal-muasal rizki. Dari mana ia datang, siapa yang memberikannya, dan dengan cara apa ia mendapatkannya ? Jika manusia menyadari akan hal ini, maka akan timbul satu kesadaran bahwa bila tidak karena kemurahan Yang Maha Pemberi, mungkin kata-kata tentang rizki tidak akan pernah ada.

Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman, “Katakanlah : “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rizki bagi siapa yng dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa saja yang dikehendaki-Nya) Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi Rizi yang sebaik-baiknya.” (Q.S Al-Saba : 39)

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa Allah-lah sebaik-baiknya pemberi rizki. Karena itu, hendaknya manusia tidak menyekutukan-Nya dengan mengatakan rizki itu berasal dari sesuatu selain Allah. Juga, jangan ada anggapan bahwa ritual ibadah seperti shalat, akan menyebabkan rizki seseorang berkurang. Demikian pula halnya anggapan bahwa memberikan rizki untuk zakat, menyebabkan rizki kelak akan berkurang.

Setelah disadarkan bahwa sumber rizki itu adalah Allah, maka bagi orang yang beriman, Allah adalah orientasi kegiatan manusia dalam upaya memperoleh penghidupan. Di hadapan Allah, semua makhluk dan semua manusia mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan rizki.

Meski semua hamba mendapatkan rizki dari Allah, tapi rizki yang diberikan itu tidak sama dalam ukuran dan takarannya. Allah berhak melebihkan rizki untuk seseorang dan berhak pula menguranginya dari yang lain. Semuanya itu tergantung kepada keadilan Allah dan kerja keras manusia sebagai sunatullah yang telah ditetapkan.

Namun, karena setiap rizki yang diperoleh selalu terjadi dalam ruang lingkup sosial, maka Al-Quran menentukan bahwa dalam setiap kelebihan rizki terdapat hak bagi golongan miskin, lemah dan tertinggal. Hak-hak mereka tersebut dibakukan Allah dalam konsep zakat, sedekah, dan infak.

Sebagai bahan acuan agar tidak tergelincir saat mendapatkan rizki, hendaknya manusia tidak ngoyo dengan menghalalkan segala cara. Mereka harus ingat, setiap makhluk hidup telah mendapatkan rizki masing-masing. Bila kesadaran ini telah tertanam, mereka akan mampu mengontrol sikap dan perilakunya, terutama saat menghasilkan rizki dalam dunia kerja.

Lebih dari itu, mereka pun akan selalu menjaga hak-hak Allah yang dikongkretkan dalam bentuk ritual shalat, zakat, pergi haji dan yang lainnya. Mereka menyadari, dalam setiap rizki yang diberikan terdapat dua pilihan yang mesti diambil, bersukur atau kufur.

Dengan mensyukuri nikmat, secara tidak langsung dan tanpa disadari manusia tengah berada dalam proses mendapatkan rizki yang semakin banyak. Dengan kata lain, semakin banyak manusia bersyukur, maka semakin bertambah pula rizki yang didapat. Hal itu tercermin pada kemudahan-kemudahan dalam mengembangkan usaha, mengeliminir kerugian, dan tambahan berkah pada rizki telah didapatkan.

Ketentuan demikian bukan hanya slogan semata, namun Allah telah memberikan ‘garansi’ yang tertuang jelas dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu meningkari (nikmat-Ku), maka sesungghunya azab-Ku sangat pedih“.

Namun sebaliknya, bila manusia tidak mampu bersyukur (Kufur Nikmat), maka Allah telah menyiapkan baginya siksaan yang amat pedih. Sanggupkah kita untuk menerimanya ... ???
والله أعلم بالصواب
Sumber : Khasanah Islam
Baca Selengkapnya......

All aBout Cinta

Love , cinta, liebe , atau menjadi deretan huruf apa pun ia dan dalam bahasa apa pun, selalu saja indah dan asyik untuk dibicarakan. Iya nggak sih? Bo'ong banget kalo kamu sampe menggelengkan kepala. Bahkan topik inilah yang paling universal untuk dibicarakan atau pun dinikmati. Apalagi untuk para remaja di facebook, kayak nggak ada tema lain yang mendominasi pembicaraan selain love and love mulu. Iya apa iya ?

Cinta emang indah dan nikmat untuk dibicarakan atau pun dirasakan. Cinta ternyata ibarat dua sisi mata pisau yang tajam. Bila tak benar menggunakannya bukan tak mungkin kita malah akan terluka karenanya. Seperti kata Kahlil Gibran neh bahwa di balik sayap indah cinta, waspadalah ada terselip sebilah pisau tajam untuk mencabikmu. Ciee ?

Ketika kita jatuh cinta, dunia terasa indah dan berbunga-bunga. Kita jadi rajin ke sekolah, rajin ke kantor, suka tersenyum, nyapa kiri-kanan, dan sebagainya. Tapi semua itu akan berubah manakala kita ngedapetin orang yang kita cintai dengan tulus, ternyata tidak membalas cintamu. Hiks ...? Langit seakan runtuh. Emang enak bertepuk sebelah tangan ? Kamu pun merasa jadi orang paling merana sedunia dan sesekali terbayang gimana caranya gantung diri di pohon tomat. Tapi apa iya sih, cinta cuma sebatas itu?

What is love?
Apa itu cinta ? Bila ada sepuluh orang bertanya seperti ini, maka akan ada sepuluh jawaban pula yang bakal disodorkan. Bahkan para filosofi dan pemikir dari jaman baheula hingga jaman naruto masih pada kebingungan untuk mendefinisikan tentang cinta. Ada yang bilang, cinta tidak untuk didefinisikan, karena it's all about feeling (duilee.. sampe segitunya) Tapi ada satu hal yang harus sama-sama kita sepakati, bahwa semua makluk hidup pasti memiliki rasa cinta. Induk ayam saja rela mengais-ngais tanah demi mendapat seekor cacing demi disuapkannya pada mulut anaknya. Belum lagi kalo kamu berusaha mendekati anak ayam yang masih imut, jangan salahkan bila kamu bakal diterjang sama induknya. Semua itu karena dorongan naluri, rasa cinta.

Apalagi yang namanya manusia, keberadaan naluri mencintai dan dicintai ini sudah built-up diberi dari sononya. Karena rasa ini adalah perwujudan dari naluri mempertahankan jenis atau bahasa kerennya, gharizah nau' . Bisa kamu bayangkan bila seorang suami tidak mencintai istri dan anaknya, maka ia tak akan mau bersusah payah bekerja mencari nafkah. Begitu juga seorang ibu, tanpa cinta tak mau ia merasakan lelahnya mengandung sembilan bulan lamanya, sekitnya melahirkan dengan nyawa sebagai taruhannya, menyusui hingga dua tahun, dan mendidik serta membesarkan anak-anaknya.

Bila kita mau menoleh pada hal lain barang sejenak, akan kita dapati matahari yang bersinar tanpa syarat ke bumi, hujan pun turun untuk membasahi ladang yang gersang, dan tanah yang masih juga menumbuhkan tanaman buat manusia. Semua itu terjadi dengan begitu teratur, begitu indah, dan begitu setia. Dari siapa coba ? Tentu dari Yang Maha Memiliki Cinta itu sendiri yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.

Perwujudan cinta
Lalu bagaimana dengan kita ? Dengan apa kita harus membalas semua rasa cinta yang pernah, sedang, dan akan terus kita rasakan hingga akhir hayat kita ? Ada pepatah yang mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Kamu pasti tahu dong, beda panjang jalan dan galah. Jauh banget kan ? Kalau kasih ibu saja sepanjang itu, lalu bagaimana dengan kasih dan cinta Muhammad saw. pada umatnya ? Lalu bagaimana dengan cinta Allah SWT pada kita ? Sungguh, seandainya seluruh pohon di bumi ini dijadikan pena dan air laut sebagai tintanya tetap tak bisa melukiskan sedalam dan sejauh apa cinta Allah pada kita.

Pernahkah kita merasakan dengan sadar cinta Allah dalam setiap tarikan dan hembusan nafas ? Dalam setiap langkah yang kita buat, dalam setiap detik waktu yang terlewat, pernahkah itu kita sadari ? Semua itu ibarat matahari, yang karena terbiasanya kita dengan sinarnya kita jadi lupa pada jasanya. Bayangkan bila sedetik saja Allah menarik pasokan oksigen untuk kita hirup, makhluk seisi dunia bisa kelabakan. Tapi Allah begitu sayang dan cinta terhadap kita sehingga tak peduli orang yang durhaka terhadapNya juga diberi pasokan oksigen yang sama dengan mereka yang taat. Meski tentunya ada konsekuensi juga kan ? Mereka yang taat jelas tempatnya; surga, begitu pun dengan yang jahat sudah ditentukan tempatnya; neraka.

Pernah nggak kamu dicintai oleh orang lain yang begitu tulus mencintaimu tanpa pamrih ? Apa yang ingin kamu lakukan ? Kamu pasti berusaha membalas ketulusannya dan berusaha mencintainya dengan tulus pula. Lalu, bagaimana dengan membalas ketulusan Allah dan rasulNya yang sudah begitu mencintai kita tanpa pamrih ? Yaitu dengan berusaha menjalankan perintaNya dan menjauhi laranganNya.

BTW, kalo kamu sedang jatuh cinta, apa sih yang akan kamu lakukan demi si dia ? Kalo si dia nggak suka liat kamu pakai baju merah, pasti kamu nggak bakal pakai baju itu demi menyenangkan hatinya meski sebetulnya kamu setengah mati suka warna merah. Jika si dia suka banget makan bakso kamu pasti berusaha setengah mati bisa mentraktirnya makan bakso meski kamu lagi kanker alias kantong kering. Kenapa bisa begitu ? Karena cinta identik dengan ketaatan. Identik dengan keinginan untuk membahagiakan. Itu pulalah yang ingin kita lakukan bila ingin membalas cinta Allah dan RasulNya. Wajar dan sangat adil kan ?

Bentuk Riilnya?
Ketika kita melaksanakan sholat lima waktu dan puasa Ramadhan, artinya kita sedang melakukan sebentuk bukti riil cinta kepadaNya. Tapi itu belum cukup, karena Islam bukan hanya agama ritual saja. Ketika kamu menutup aurat, kamu melakukannya karena cinta. Ketika kita patuh dan sopan pada orang tua, sayang pada yang lebih muda, ringan tangan pada saat orang lain membutuhkanmu, bersedia mendengar keluh kesah kesedihan teman yang lagi durundung duka, itu semua juga sebagian bukti cinta.

Ketika kamu menasihati temanmu untuk tidak berpacaran dan tidak suka membolos, itu juga bukti cinta. Ketika kamu tahu menjalankan syariat Islam adalah wajib dan kamu mendakwahkannya pada yang lain, itu juga bentuk cinta. Bahkan tersenyum pun (asal bukan senyum yang TP alias tebar pesona yah) itu juga bentuk kecintaan kita pada sesama. Jangan mentang-mentang kamu udah ngaji duluan, lalu merasa sok bener sendiri tanpa mau membagi cintamu itu dengan mendakwahkannya. Emang surga milik kamu sendiri ? Nggak kan? Alangkah enaknya surga itu bila kita bisa menghuninya beramai-ramai. Bukankah kamu lebih suka rumahmu didatangi banyak temanmu daripada bengong sendirian nggak ada yang diajak ngomong. Tul nggak?

Cuekin aja kalo ada temanmu yang suka becanda bilang : Enak lho masuk neraka bisa ketemu bintang film macam Britney Spears, J-Lo, Mas Nunu alias Keanu Reeves or Brandon Lee. Anggap saja mereka adalah orang-orang yang membutuhkan sentuhan cintamu dalam bentuk dakwah, amar makruf nahi munkar . Jangan benci mereka dan jangan pula dijauhi. Sentuh akal dan perasaannya sehingga mereka dapat memperoleh hidayah.

Karena cinta
Yup, benar sekali bahwa semua kejadian di dunia ini tidak pernah terlepas dari yang namanya cinta. Mulai dari nongolnya kamu di dunia ini adalah hasil pertautan cinta ibu-bapakmu sampai kamu bisa beriman dan berislam hingga hari ini juga karena cintanya Rasul terhadap umatnya, juga cinta Allah terhadap hambaNya. Cinta bukan melulu Tejo yang naksir Surti, tidak selalu sang putri yang menunggu pangeran idaman datang meminang. Tapi cinta adalah kehidupan itu sendiri.

Pernahkah kamu menikmati setiap aliran cinta yang merambati tubuhmu di saat kamu menarik nafas segar di pagi hari, merasakan sejuknya embun yang menetes di wajahmu, dan bugarnya badan untuk memulai beraktivitas? Bila belum, cobalah. Pejamkan matamu dan rilekskan pikiranmu. Maka biarkan ada yang bening mengaliri sanubarimu. Oksigen yang terhirup, embun yang lembut, sinar mentari yang hangat, tubuh yang sehat, iman yang kuat dan pikiran yang mantap, itu semua ada karena cinta.
Jadi bukan Afgan saja yang bisa menyenandungkan Karena Cinta, kita juga bisa. Karena memang setiap detil kehidupan ini terjadi, semua karena cinta. So, kamu-kamu udah pada ngeh kan, bahwa cinta bukan melulu seperti yang kamu pahami selama ini, sekadar hubungan taksir-menaksir antar lawan jenis.

Cinta ternyata bisa begitu luas dan indah. Semoga melalui tulisan ini dengan semua hal tentang cinta, bisa membuka hati dan pikiranmu tentang makna cinta itu sendiri. Sehingga kamu pun bisa melangkah dengan mantap di kehidupan dengan menaburkan sebanyak mungkin cinta kepada sesama. Bukan cinta sempit yang sulit dibedakan dengan nafsu, tapi lebih mengarahkan arti cinta kepada kebenaran itu sendiri, yakni Al-Islam. Agama yang selama ini menjadi pilihan hidup kita. Nggak berlebihan kan ? Bahkan tulisan ini pun dibuat juga karena cintaku pada kamu, sang calon pemegang tongkat estafet dakwah di masa depan. Sungguh, betapa indah dan ringan semua hal bila kita mendasarkannya karena cinta. Yakinlah

Baca Selengkapnya......

Kenali Stress Dengan Benar

Setiap orang pasti pernah merasakan stres, tapi tidak semua orang dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Stres memiliki sumber yang tidak sama karena setiap orang memiliki ketahanan emosi yang berbeda ketika dihadapi dengan berbagai masalah. Begitu kita mampu memetakan stres maka dengan mudah menemukan jalan keluarnya.

Stres akan selalu berdampak buruk bagi kita. Untuk memahami ini, kita dapat menggunakan analogi alunan musik. Jika alunan musiknya lembut, maka bisa jadi kita menganggapnya musik tersebut sangat menenangkan. Tapi ketika kita diberi hentakan musik yang kencang, kita baru bisa mengatakan bahwa musik ini memekakan telinga. Hal serupa juga diterapkan pada stres.

Ketika level stres masih ringan maka kita bisa mengartikannya sebagai proses pematangan diri. Tapi begitu kita putus asa, maka penyebab stres akan kita sebut sebagai kehancuran. Tapi ibarat mendengarkan musik yang kita perlukan adalah manajemen emosi. Bagaimana membuat emosi kita bisa sejalan dengan logika untuk mengantarkan kita jalan keluar, karena setiap masalah pasti ada penyelesaiannya.

Sumber stres ada di mana-mana, jadi kita tidak bisa menghindarinya. Tidak sepenuhnya benar, karena jika kita mengetahui tujuan hidup kita maka kita tidak dengan mudah menyerah dengan masalah yang dihadapi.

Pilih cara paling populer atau yang banyak digunakan orang untuk keluar dari masalah. Menyelesaikan masalah tidak bisa menggunakan ilmu universalitas. Karena setiap manusia dilahirkan dengan keunikan masing-masing maka cara kita meresponi masalah yang ada pun akan berbeda. Maka yang perlu kita lakukan adalah mengenali diri sendiri untuk kemudian memahami bagaimana memetakan masalah sesuai kepekaan kita.

Stres akan disebut sebagai stres ketika kita menunjukkan gejala-gejala kelabilan emosi. Tidak selamanya hal itu benar, karena terkadang kita melakukan pengingkaran pada saat kita sedang dihadapkan pada satu masalah. Pengingkaran inilah yang kemudian menumpuk menjadi masalah psikologis yang sangat mungkin mengganggu kesehatan fisik kita. Untuk itu, sekecil apapun masalah yang kita hadapi, jujurlah pada diri sendiri dan temukanlah jalan keluarnya dengan keberanian. Karena menghadapi masalah adalah hal yang wajar bagi setiap manusia.

Jika belum sampai pada level gangguan psikologis, tidak perlu khawatir. Tanpa kita sadari, stres ringan pun bisa memengaruhi kebugaran tubuh. Pertanda seperti sakit kepala atau asam lambung yang naik tiba-tiba, sering kali kita anggap sebagai penyakit biasa. Padahal tubuh akan bereaksi mana kala emosi kita tidak stabil. Untuk itu, jangan pernah anggap remeh bahasa tubuh kita.

Sumber : "The Stress Solution", Buku karya Lyle H. Miller, PhD dan Alma Dell Smith, PhD
Baca Selengkapnya......

Perangkap Setan Menelanjangi Wanita

Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan. Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah.

Berikut ini tahapan-tahapannya.
  1. Menghilangkan Definisi Hijab
    Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya. Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga.

    Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan.

    Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

    Pertama, Membuka Bagian Tangan
    Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan membisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakaian model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihatnya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik,” Tuh tidak apa-apa kan?

    Kedua, Membuka Leher dan Dada
    Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.

    Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif dari dadanya.

    Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang
    Setan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” setan memberi ide baru.

    Maka tergodalah si wanita, dicarilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

    Keempat, Agak di Buka Sedikit
    Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”

    Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya.

    Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah setan pada tahapan berikutnya.

  2. Terbuka Sedikit Demi Sedikit
    Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampakkan bagian aurat tubuhnya.

    Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
    Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu pakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.” Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

    Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
    Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”

    Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

    Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
    Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

    “Tetapi, apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

    Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

  3. Serba Mini
    Setelah pakaian yang menampakkan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

    Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

    Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.”

Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.

والله أعلم بالصواب
Sumber ide dan pokok pikiran : Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Thursyah, disadur dengan bebas.
Baca Selengkapnya......

Kenapa Harus Jujur

Sebagian orang awam mengatakan bahwa bohong itu akan selamat. Tapi seorang muslim yang baik dan punya tanggung jawab kepada Allah SWT akan mengatakan "orang jujur lebih selamat dan berkah."

Dari Ibnu Mas’ud r.a dari Nabi saw beliau bersabda, "Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga, seseorang itu akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu membawa ke neraka, seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." HR. Bukhari dan Muslim.

Berbicara tentang jujur dan bohong, maka tentunya banyak kontroversi hal ini yang membuat orang gerah membicarakannya. Karena di zaman ini kalau jujur itu buntung, jujur itu miskin, jujur itu selalu terbelakang. Nipu dikitlah, biar semua urusan lancar dan sukses. Apalagi kalau bohongnya itu untuk kemaslhatan pribadi, dan menyikut orang lain. Biarin ajah deh, yang penting diriku selamat.

Kenapa harus jujur, itulah pertanyaan yang menggelitik. Apakah orang jujur itu merugi. Dan orang yang bohong itu selamat.

Albiiru (kebaikan) artinya banyaknya kebaikan, dan juga salah satu Asmaul Husna. Yaitu Al Barru atau banyaknya kebaikan dan ihsan Allah Ta'ala. Sudah barang tentu bahwa birru adalah hasil dari kejujuran. Dalam hadist dikatakan "kebaikan itu membawa ke surga". Orang yang banyak berbuat kebaikan maka Allah akan memberikan ganjaran kepadanya surga. Sebagaimana kita idam-idamkan Allah merahmati untuk masuk ke dalam Surga-Nya. Maka dari itu manusia diperintahkan untuk meminta kepada Allah untuk dimasukkan ke surga dan dilindungi api neraka. Firman Allah QS 3:185: "Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung." Rasulullah saw bersabda; "seseorang tidak akan dikatakan jujur hingga Allah menulisnya sebagai orang jujur."

Jujur merupakan martabat kedua kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya, sebagaimana firmannya, QS 4:69: "Dan Barangsiapa mentaati Allah dan rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh." Allah juga memberikan keistimewaan bagi wanita yang jujur dalam kehidupannya, sebagaimana firman-Nya QS 5:75: "Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar."

Abu Bakar merupakan sosok sahabat yang meneguhkan kejujuran. Awal ketika diajak untuk masuk Islam maka tidak ada keraguan pada dirinya untuk memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Beliau orang yang mempercayai nabi ketika kaumnya mendustakan. Juga mempercayai ketika peristiwa Isra dan Mi'raj. Ditanya oleh para sahabat tentang kepergian Nabi dari Makkah ke Quds dalam satu malam, jawab beliau, "Jika memang demikian yang dikatakan nabi, maka aku percaya." Semenjak kejadian itulah maka beliau mendapat gelar "as shiddiq" (yang selalu membenarkan). Tentang bohong (kazzab) Nabi saw mensinyalir dalam sabdanya, "Hati-hatilah dengan bohong, karena bohong bisa membawa kesesatan dan kerugian kepada pelakunya." Karena orang bohong itu biasanya akan selalu tidak jujur, karena sudah terbiasa.

Munafiq adalah pembohong, tampaknya dia seorang muslim namun sesungguhnya kafir. Karena dia berbohong dengan perbuatannya, maka disebut sebagai orang pembohong. Lisannya mengatakan muslim namun perbuatannya mengingkari apa yang telah digariskan oleh Allah. "Wa innal kazzabba yahdii ilal fuzur (dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan)." Al Fuzur yaitu keluar dari ketaatan kepada Allah. Karena insan berbuat fasiq, melebihi batasan yang Allah tentukan sehingga keluar dari ketaatan kepada Nya. Sementara fuzur yang terbesar ialah kafir.

Mereka orang-orang yang kafir sesungguhnya adalah durhaka. Sebagaimana firman-Nya QS 80:42: "Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka." Juga dalam ayat lain disebutkan QS 82:14: "Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar dalam neraka." Bohong secara jelas adalah sebuah perkara yang dilarang oleh Allah SWT, sebagian ulama mengatakan bahwa perbuatan itu adalah termasuk dosa besar, karena Rasulullah telah menjanjikan bahwa yang berbuat bohong itu ditulis oleh Allah sebagai orang yang bohong.

Rasulullah bersabda, "Celakalah barangsiapa berbicara dan berbohong agar kaum itu tertawa, celakalah dia, celakalah dia." Ini adalah ancaman bagi kebanyakan manusia yang banyak memandang mudah perkara ini. Semua yang berbentuk kebohongan adalah haram hukumnya, semua itu mengajak pada kesesatan. Kecuali pada tiga hal: pertama, dalam peperangan; kedua, mendamaikan di antara manusia; dan ketiga, mendamaikan kedua suami istri. Hanya di dalam ketiga perkara itulah kita boleh berbohong.
Baca Selengkapnya......

Takut tertawa bisa jadi penyakit

Satu lagi penyakit unik yang tidak banyak orang tahu, yaitu penyakit takut ketawa atau gelotophobia. Orang dengan gelotophobia bukan sekedar malu, tertawa sudah menjelma menjadi hal yang menakutkan. Gelotophobia berasal dari bahasa Yunani yaitu 'gelo' yang artinya ketawa dan 'phobos' yang artinya takut, sehingga 'gelotophobia' memiliki arti takut ketawa atau juga malu ketawa. Jenis phobia ini pertama kali didiskusikan di Spanyol pada acara International Summer School and Symposium on Humour and Laughter. Sedangkan teori, penelitian dan aplikasinya dilakukan oleh University of Granada.

Dalam sebuah studi yang dimuat di Scientific Journal Humour, peneliti dari University of Zurich, Switzerland melakukan survei terhadap orang-orang di sekitar 73 negara dan menemukan beberapa orang yang memang memiliki penyakit malu atau bahkan takut ketawa.


"Seseorang bisa ketawa karena berbagai alasan. Namun orang yang punya penyakit malu ketawa atau gelotophobia justru takut dengan berbagai respons dan reaksi yang muncul terhadap lingkungan sosialnya jika ia ketawa. Ia memiliki ketakutan yang berlebihan untuk ketawa," ujar Victor Rubio, seorang psikolog dari Autonomous University of Madrid. Studi dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang disudah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa di seluruh negara. Kuesioner itu pun kemudian dibagikan kepada sekitar 22.160 orang untuk mengetahui apakah mereka menderita penyakit gelotophobia.

Menurut para peneliti, seseorang gelotophobia memiliki gejala yang berbeda-beda, diantaranya ketakutan akan reaksi tidak nyaman dari lingkungan sekitar, takut memberi lelucon dan menghindari situasi lelucon. Takut akan reaksi tidak nyaman membuatnya menjadi tidak percaya diri, sedangkan mereka yang enggan mengeluarkan lelucon karena takut dianggap tidak lucu oleh sekitarnya. Seorang gelotophobia juga takut bila orang lain ketawa, itu berarti mereka sedang menertawakan dirinya. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk menghindari situasi yang memicu terjadinya ketawa atau dengan cara tidak memberikan reaksi ketawa saat orang lain ketawa.

Berdasarkan hasil survei peneliti, fenomena dan penyakit gelotopgobia ini ternyata banyak dialami orang di negara-negara Turkmenistan dan Kamboja. Mereka punya ketakutan akan reaksi tidak nyaman dari sekitarnya bila mereka ketawa. Sedangkan orang-orang di Irak, Mesir dan Yordania punya kecenderungan menghindari situasi
ketawa. Sementara itu, segelintir orang (8,5 %) di Spanyol dan Finlandia mengaku takut bila orang lain ketawa itu artinya sedang menertawakan dirinya. Namun peneliti menemukan kasus tersebut lebih banyak terjadi di Thailand, yaitu hampir sekitar 80 persen masyarakatnya mengalami gelotophobia karena takut ditertawakan orang lain.

Tertawa adalah hak setiap orang, namun ketika tertawa sudah menjadi suatu penyakit, hak tersebut menjadi terampas. Padahal tertawa adalah salah satu obat stres, dimana ketika tertawa hormon-hormon yang memicu rasa senang seperti oxcytocin, dopamin dan serotonin akan memperlancar sistem aliran dalam dan membuat tubuh jadi rileks. Ketakutan akan tertawa hanya bisa disembuhkan dengan keberanian dari dalam diri sendiri, jadi beranikanlah diri untuk tertawa, jika memang hal itu patut ditertawakan.
Baca Selengkapnya......

Indikator Kebahagiaan Dunia

Kebahagiaan di dunia harus dicari untuk menunjang langkah kita dalam menggapai kebahagiaan di akhirat, meski demikian kita tetap harus waspada dengan tipu daya dunia, kita harus punya sesuatu untuk disumbangkan, dan kita harus memiliki penunjang dalam usaha kita untuk melakukan amal ibadah. Jadi carilah kebahagiaan itu selama anda masih hidup di dunia ini.
Baca Selengkapnya......