Kenapa Harus Jujur

Sebagian orang awam mengatakan bahwa bohong itu akan selamat. Tapi seorang muslim yang baik dan punya tanggung jawab kepada Allah SWT akan mengatakan "orang jujur lebih selamat dan berkah."

Dari Ibnu Mas’ud r.a dari Nabi saw beliau bersabda, "Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa ke surga, seseorang itu akan selalu bertindak jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan sesungguhnya kejahatan itu membawa ke neraka, seseorang akan selalu berdusta sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta." HR. Bukhari dan Muslim.

Berbicara tentang jujur dan bohong, maka tentunya banyak kontroversi hal ini yang membuat orang gerah membicarakannya. Karena di zaman ini kalau jujur itu buntung, jujur itu miskin, jujur itu selalu terbelakang. Nipu dikitlah, biar semua urusan lancar dan sukses. Apalagi kalau bohongnya itu untuk kemaslhatan pribadi, dan menyikut orang lain. Biarin ajah deh, yang penting diriku selamat.

Kenapa harus jujur, itulah pertanyaan yang menggelitik. Apakah orang jujur itu merugi. Dan orang yang bohong itu selamat.

Albiiru (kebaikan) artinya banyaknya kebaikan, dan juga salah satu Asmaul Husna. Yaitu Al Barru atau banyaknya kebaikan dan ihsan Allah Ta'ala. Sudah barang tentu bahwa birru adalah hasil dari kejujuran. Dalam hadist dikatakan "kebaikan itu membawa ke surga". Orang yang banyak berbuat kebaikan maka Allah akan memberikan ganjaran kepadanya surga. Sebagaimana kita idam-idamkan Allah merahmati untuk masuk ke dalam Surga-Nya. Maka dari itu manusia diperintahkan untuk meminta kepada Allah untuk dimasukkan ke surga dan dilindungi api neraka. Firman Allah QS 3:185: "Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung." Rasulullah saw bersabda; "seseorang tidak akan dikatakan jujur hingga Allah menulisnya sebagai orang jujur."

Jujur merupakan martabat kedua kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya, sebagaimana firmannya, QS 4:69: "Dan Barangsiapa mentaati Allah dan rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shaleh." Allah juga memberikan keistimewaan bagi wanita yang jujur dalam kehidupannya, sebagaimana firman-Nya QS 5:75: "Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar."

Abu Bakar merupakan sosok sahabat yang meneguhkan kejujuran. Awal ketika diajak untuk masuk Islam maka tidak ada keraguan pada dirinya untuk memeluk agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Beliau orang yang mempercayai nabi ketika kaumnya mendustakan. Juga mempercayai ketika peristiwa Isra dan Mi'raj. Ditanya oleh para sahabat tentang kepergian Nabi dari Makkah ke Quds dalam satu malam, jawab beliau, "Jika memang demikian yang dikatakan nabi, maka aku percaya." Semenjak kejadian itulah maka beliau mendapat gelar "as shiddiq" (yang selalu membenarkan). Tentang bohong (kazzab) Nabi saw mensinyalir dalam sabdanya, "Hati-hatilah dengan bohong, karena bohong bisa membawa kesesatan dan kerugian kepada pelakunya." Karena orang bohong itu biasanya akan selalu tidak jujur, karena sudah terbiasa.

Munafiq adalah pembohong, tampaknya dia seorang muslim namun sesungguhnya kafir. Karena dia berbohong dengan perbuatannya, maka disebut sebagai orang pembohong. Lisannya mengatakan muslim namun perbuatannya mengingkari apa yang telah digariskan oleh Allah. "Wa innal kazzabba yahdii ilal fuzur (dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan)." Al Fuzur yaitu keluar dari ketaatan kepada Allah. Karena insan berbuat fasiq, melebihi batasan yang Allah tentukan sehingga keluar dari ketaatan kepada Nya. Sementara fuzur yang terbesar ialah kafir.

Mereka orang-orang yang kafir sesungguhnya adalah durhaka. Sebagaimana firman-Nya QS 80:42: "Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka." Juga dalam ayat lain disebutkan QS 82:14: "Dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar dalam neraka." Bohong secara jelas adalah sebuah perkara yang dilarang oleh Allah SWT, sebagian ulama mengatakan bahwa perbuatan itu adalah termasuk dosa besar, karena Rasulullah telah menjanjikan bahwa yang berbuat bohong itu ditulis oleh Allah sebagai orang yang bohong.

Rasulullah bersabda, "Celakalah barangsiapa berbicara dan berbohong agar kaum itu tertawa, celakalah dia, celakalah dia." Ini adalah ancaman bagi kebanyakan manusia yang banyak memandang mudah perkara ini. Semua yang berbentuk kebohongan adalah haram hukumnya, semua itu mengajak pada kesesatan. Kecuali pada tiga hal: pertama, dalam peperangan; kedua, mendamaikan di antara manusia; dan ketiga, mendamaikan kedua suami istri. Hanya di dalam ketiga perkara itulah kita boleh berbohong.
Baca Selengkapnya......

Takut tertawa bisa jadi penyakit

Satu lagi penyakit unik yang tidak banyak orang tahu, yaitu penyakit takut ketawa atau gelotophobia. Orang dengan gelotophobia bukan sekedar malu, tertawa sudah menjelma menjadi hal yang menakutkan. Gelotophobia berasal dari bahasa Yunani yaitu 'gelo' yang artinya ketawa dan 'phobos' yang artinya takut, sehingga 'gelotophobia' memiliki arti takut ketawa atau juga malu ketawa. Jenis phobia ini pertama kali didiskusikan di Spanyol pada acara International Summer School and Symposium on Humour and Laughter. Sedangkan teori, penelitian dan aplikasinya dilakukan oleh University of Granada.

Dalam sebuah studi yang dimuat di Scientific Journal Humour, peneliti dari University of Zurich, Switzerland melakukan survei terhadap orang-orang di sekitar 73 negara dan menemukan beberapa orang yang memang memiliki penyakit malu atau bahkan takut ketawa.


"Seseorang bisa ketawa karena berbagai alasan. Namun orang yang punya penyakit malu ketawa atau gelotophobia justru takut dengan berbagai respons dan reaksi yang muncul terhadap lingkungan sosialnya jika ia ketawa. Ia memiliki ketakutan yang berlebihan untuk ketawa," ujar Victor Rubio, seorang psikolog dari Autonomous University of Madrid. Studi dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang disudah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa di seluruh negara. Kuesioner itu pun kemudian dibagikan kepada sekitar 22.160 orang untuk mengetahui apakah mereka menderita penyakit gelotophobia.

Menurut para peneliti, seseorang gelotophobia memiliki gejala yang berbeda-beda, diantaranya ketakutan akan reaksi tidak nyaman dari lingkungan sekitar, takut memberi lelucon dan menghindari situasi lelucon. Takut akan reaksi tidak nyaman membuatnya menjadi tidak percaya diri, sedangkan mereka yang enggan mengeluarkan lelucon karena takut dianggap tidak lucu oleh sekitarnya. Seorang gelotophobia juga takut bila orang lain ketawa, itu berarti mereka sedang menertawakan dirinya. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk menghindari situasi yang memicu terjadinya ketawa atau dengan cara tidak memberikan reaksi ketawa saat orang lain ketawa.

Berdasarkan hasil survei peneliti, fenomena dan penyakit gelotopgobia ini ternyata banyak dialami orang di negara-negara Turkmenistan dan Kamboja. Mereka punya ketakutan akan reaksi tidak nyaman dari sekitarnya bila mereka ketawa. Sedangkan orang-orang di Irak, Mesir dan Yordania punya kecenderungan menghindari situasi
ketawa. Sementara itu, segelintir orang (8,5 %) di Spanyol dan Finlandia mengaku takut bila orang lain ketawa itu artinya sedang menertawakan dirinya. Namun peneliti menemukan kasus tersebut lebih banyak terjadi di Thailand, yaitu hampir sekitar 80 persen masyarakatnya mengalami gelotophobia karena takut ditertawakan orang lain.

Tertawa adalah hak setiap orang, namun ketika tertawa sudah menjadi suatu penyakit, hak tersebut menjadi terampas. Padahal tertawa adalah salah satu obat stres, dimana ketika tertawa hormon-hormon yang memicu rasa senang seperti oxcytocin, dopamin dan serotonin akan memperlancar sistem aliran dalam dan membuat tubuh jadi rileks. Ketakutan akan tertawa hanya bisa disembuhkan dengan keberanian dari dalam diri sendiri, jadi beranikanlah diri untuk tertawa, jika memang hal itu patut ditertawakan.
Baca Selengkapnya......